Berikut ini resume materi tentang Pengelolaan Kelas untuk mata kuliah Psikologi Pendidikan pada hari Rabu tanggal 31 Mei 2017 oleh ibu dosen Dian Ulfa
Pengelolaan Kelas
. Pengertian
Pengolaan Kelas
Menurut Drs. Winarno Hamiseno pengelolaan adalah substantifa
dari mengelola. Sedangkan mengelola adalahsuatu tindakan yang dimulai dari penyusunan
data, merencana, mengorganisasikan, melaksanakan sampai dengan pengawasan dan
penilaian.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pengelolaan
adalah penyelenggaraan atau pengurusan
agar sesuatu yang dikelola dapat berjalan dengan lancar. Selajutnya pengertian kelas sendiri, menurut
Hadari Nawawi kelas dapat dipandang dari
dua sudut yaitu :
1. Kelas dalam arti sempit yakni,
ruangan yang dibatasi oleh empat dinding, tempat sejumlah siswa berkumpul untuk
mengikuti proses belajar mengajar.
2. Kelas dalam arti luas adalah, suatu
masyarakat kecil yang merupakan bagian dari masyarakat sekolah, yang sebagai
satu kesatuan diorganisasi menjadi unit kerja yang secara dinamis
menyelenggarakan kegiatan kegiatan belajar mengajar yang kreatif untuk mencapai
satu tujuan.
Pengelolaan
kelas menurut beberapa ahli diantaranya yaitu:
Made
Pidarta dengan mengutip pendapat Lois V Johson dan Mary A Bany, bahwa
pengelolaan kelas adalah proses seleksi dan penggunaan alat - alat
yang tepat terhadap problema dan situasi kelas.
Sudirman
N, dkk, pengelolaan kelas adalah kemampuan guru atau wali kelas dalam
mendayagunakan potensi kelas. Hadar
Nawawi, pengelolaan kelas adalah kemampuan guru atau wali kelas dalam mendayagunakan
potensi kelas berupa pemberian kesempatan yang
seluas-luasnya pada setiap personal untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang
kreatif dan terarah.
Suharsimi
Arikunto, pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung
jawab kegiatan belajar mengajar atau yang membantu dengan maksud agar
dicapaikondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang
diharapkan.
Menurut
Djamarah & Zaini secara sederhana pengelolaan kelas berarti kegiatan
pengaturan kelas untuk kepentingan pengajaran. Sedangkan menurut mulyasa
pengelolaan kelas merupakan keterampilan seorang guru untuk menciptakan kondisi iklim pembelajaran yang
kondusif dan mengendalikanya apabila terjadi gangguan dalam pembelajaran.
Usaha
guru dalam menciptakan kondisi diharapkan akan efektif apabila : Pertama,
diketahui secara tepat faktor-faktor yang dapat menunjang terciptanya kondisi
yang menguntungkan dalam proses belajar mengajar.
Kedua,
dikenal masalah-masalah yang diperkirakan dan biasanya timbul dan dapat merusak
iklim belajar mengajar. Ketiga, dikuasainya berbagai pendekatan dalam
pengelolaan kelas dan diketahui pula kapan dan untuk masalah mana suatu
pendekatan digunakan.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan pengelolaan kelas
adalah
suatu
usaha yang dilakukan oleh penyelenggara atau penanggung jawab kegiatan belajar
mengajar atau yang membantu dengan maksud agar dicapai kondisi optimal sehingga
dapat terlaksana kegiatan belajar mengajar yang diharapkan.
Kemudian
Menurut Made Pidarta untuk mengelola kelas secara efektif perlu diperhatikan
hal-hal sebagai berikut :
1. Bahwa kelas adalah sekelompok kerja
yang diorganisasikan untuk tujuan tertentu yang dilengkapi oleh tugas-tugas
yang diarahkan oleh guru
2.
Dalam situasi kelas, guru bukanlah
tutor untuk satu anak pada waktu tertentu, tetapi bagi seluruh anak dan
kelompok.
3.
Kelompok mempunyai perilaku
sendiriyang berbeda dengan perilaku masing-masing individu dalam kelompok
tersebut.
4. Kelompok kelas menyisipkan
pengaruhnya kepada individu. Pengaruh yang jelek dapat dibatasi dapat dibatasi oleh usaha guru dalam membimbing
mereka dalam kelas.
5.
Praktek guru waktu belajar cenderung
berpusat pada hubungan guru dan siswa. Makin meningkat keterampilan guru
mengelola secara kelompok makin puas individu dalam kelas.
6. Struktur kelompok, pola komunikasi
dan kesatuan kelompok ditentukan oleh cara mengelola, baik untuk mereka yang
tertarik pada sekolah maupun yang apatis, masa bodoh, dan bermusuhan.
2. Tujuan
Pengelolaan Kelas
Tujuan yang diniatkan dalam setiap kegiatan belajar
mengajar, baik yang sifatnya instruksional maupun tujuan pengiring akan dapat
dicapai secara optimal apabila dapat diciptakan dan dipertahankan kondisi yang
menguntungkan bagi peserta didik. Akan
tetapi program atau tujuan kelas tidak akan berarti apabila tidak diwujudkan
menjadi sebuah bentuk kegiatan.
Tujuan pengelolaan kelas pada hakekatnya telah tergantung
dalam tujuan pendidikan, secara umum tujuan pengelolaan kelas adalah menyediakan
fasilias dari bermacam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan social,
emosional, dan intelektual dalam kelas. Fasilitas yang disediakan itu
memungkinkan siswa belajar dan bekerja, terciptanya suasana social yang
memberikan kepuasan, suasana disiplin,
perkembangan intelektual, emosional, dan
sikap serta apresiasi.
Tujuan pengelolaan kelas adalah agar setiap anak dikelas
dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan pengajaran secara
efisien dan efektif. Sebagai indikator dari sebuahkelas yang efektif adalah
apabila:
a . Setiap anak terus bekerja, tidak
macet, artinya tidak ada anak yang terhenti karena tidak tahu akan tugasnya
yang harus dilakukan atau tidak dapat melakukan tugas yang diberikan kepadanya.
b . Setiap anak terus mengerjakan
pekerjaanya tanpa membuang waktu. Artinya, setiap anak akan bekerja secepatnya
agar lekas menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya. Apabila ada anak yang
walaupun tau dan dapat melaksanakan tugasnya, tetapimengerjakanya kurang bergairah
dan mengulur waktu bekerja, maka kelas tersebut dikatakan tidak tertib.
3. Komponen
Dalam Pengelolaan Kelas
a a.
Kondisi fisik.
Kondisi
fisik tempat berlangsungnya belajar mengajar mempunyai pengaruh yang Sangat signifikan
terhadap hasil belajar mengajar. lingkungan fisik yang dmaksud adalah:
1)
Ruangan tempat berlangsungnyaproses
belajar mengajar
Ruangan
tempat berlangsungnyabelajar mengajar harus memungkinkan siswa bergerak
leluasa. Tidak berdesak-desakan dan saling mengganggu antara peserta didik yang
satu dengan yang
lainya.
Besarnya kelas akan Sangat tergantung padaberbagai hal antara lain: jenis
kegiatan, apakah kegiatan tatap muka dalam kelas ataukah dalam ruang praktikum,
jumlah peserta didik yang melakukan kegiatan-kegiatan bersama akan berbeda
dengan kegitan dalam kelompok kecil. Apabila ruangan tersebut memakai hiasan,
pakailah hiasan yang mempunyai nilai pendidikan yang dapat secara langsung
mempunyai daya sembuh bagi pelnggar disiplin. Misalnya dengan kata-kata yang
baik, anjuran-anjuran, gambar tokoh sejarah dan sebaginya.
2)
Pengaturan tempat duduk
Pengaturan
tempat duduk akan Sangat mempengaruhi kelancaran proses belajar mengajar. Dalam
mengatur tempat duduk yang paling terpenting adalahmemungkinkan terjadinya
tatap muka, agar guru dapat sekaligus mengontrol tingkah laku peserta didik.
Beberapa pengaturan tempat duduk antara lain: Berbaris, pengelompokan yang
terdiri antara 8 sampai 10 orang, setengah ligkaran, berbentuk lingkaran,
individual yang biasanya terlihat diruang baca, diperpustakaan, atau diruang
praktek laboratorium, tersedianya ruang yang sifatnya bebas dikelas disamping
bangku tempat bduduk yang diatur. Dengan sendirinya penataan tempat duduk ini
diatur sesuai dengan kebutuhan.
3)
Ventilasi dan pengaturan cahaya
Ventilasi
harus cukup menjamin kesehatan peserta didik, jendela harus cukup besar
sehingga memunginkan panas cahaya matahari masuk. Usahakan udara yang masuk
sehat melalui ventilasi yang baik sehingga peserta didik mampu menghirup udara
yang sehat, dapat melihat tulisan dengan jelas,
4)
Pengaturan dan penyimpanan
barang-barang. Barang-barang
hendaknya disimpan pada tempat khusus yang mudah dijangkau kalau segera
diperlukan yang akan depergunakan bagi kepentingan belajar mengajar. Tentu saja
masalah pemeliharaan barang- barang tersebut akan sangat penting, dan secara
periodik harus di cek dan di recek. Hal yang tak kalah pentingnya adalah
penjagaan barang-barang tersebut dari pencurian, pengamanan terhadap barang
yang mudah terbakar atau meledak.
b.
Kondisi Sosio- Emocional
Howes
dan Herald (1999) mengatakan pada intinya, kondisi ini merupakan komponen yang
membuat seorang menjadi pintar menggunakan emosi. Lebih lanjut ia mengatakan
bahwa emosi manusia itu terletak pada wilayah hati, naluri yang tersembunyi,
dan sensasi emosi yang apabila diakui dan dihormati, dapat menyediakan kondisi
yang baik untuk dirinya sendiri dan orang lain.
c.
Kondisi Organizational
Kegiatan
rutin yang secara organizational dilakukanbaik tingkat kelas maupun pada
tingkat sekolah akan dapat mencegah masalah pengelolaan kelas. Dengan kegiatan
yang jelas dan diatur dengan dikomunikasikanya kepada semua peserta didik
secara terbuka sehingga jelas pula bagi mereka dan akan menyebabkan tertanam pada
diri setiap peserta didik kebiasaanyang baik dan keteraturan tingkah laku.
d.
Masalah Pengelolaan Kelas
Masalah
pengelolaan kelas dapat dikelompokan menjadi dua kategori yaitu masalah
individual dan masalah kelompok. Meskipun seringkali perbedaan antara kedua
kelompok itu hanya merupakan perbedaan tekanan saja. Tindakan pengeloaan kelas
seorang guru akan efektif apabila ia dapat mengidentifikasikan dengan tepat
hakikat masalah yang sedang dihadapi, sehingga pada giliranya ia dapat memilih strategi
penanggulangan yang tepat pula.
4. Tindakan
Dalam Pengelolaan Kelas
a.
Tindakan Preventif
Tindakan
pengelolaan kelas adalahtindakan yang dilakukan oleh guru dalam rangka
penyediaan kondisi yang optimal agar proses belajar mengajar berlangsung
efektif. Tindakan guru tersebut dapat berupa tindakan pencegahan yaitu dengan
jalan menyediakan kondisi baik fisik maupun sosia-emosional sehingga terasa
benar peserta didik rasa kenyamanan dan keamanan untuk belajar. Tindakan lain
dapat berupa tindakan korektif terhadap tingkah laku peserta didik yang
menyimpangdan merusak kondisi optimal bagi proses belajar mengajar yang sedang
berlangsung.
b.
Melakukan tindakan korektif
Dalam
kegiatan pengelolaan tindakan tepat dan segera sangatlah diperlukan. Dimensi
tindakan merupakan kegiatan yang seharusnya dilakukan guru apabila terjadi
masalah pengelolaan. Guru yang bersangkutan dituntut untuk berbuat sesuatu
dalam menghentikan perbuatan peserta didik secepat dan sedini mungkin.
c.
Melakukan tindakan penyembuhan
(kuratif)
Pelanggaran
yang terlanjur dilakukan oleh peserta didik perlu ditanggulangi dengan tindakan
penyembuhan baik secara individual
maupun kelompok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar