hello..welcome to my first blog. Hope you enjoy it.

Senin, 03 April 2017

TUGAS INDIVIDU

        Berikut ini resume materi tentang Motivasi dan Proses Kognitif untuk mata kuliah Psikologi Pendidikan pada hari Rabu, 15 Maret 2017.


     Motivasi
     
      Pengertian Motivasi
Motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah dan kegigihan perilaku. Artinya perilaku yang memotivasi adalah perilaku yang penuh dengan energi, terarah dan bertahan lama. Motivasi adalah dorongan terarah kepada pemenuhan kebutuhan psikis dan rohaniah.

 Perspektif Tentang Motivasi :

1 .    Perspektif Behavioral
Perspektif behavioral menekankan pada pemberian imbalan dan hukuman eksternal sebagai kunci dalam menentukan motivasi murid. Salah satu imbalan yang diberikan kepada murid yaitu insentif yang merupakan proses atau stimulasi positif atau negatif yang dapat memotivasi murid. Insentif yang diberikan kepada murid diantaranya adalah memberi nilai baik, memberi tanda bintang atau pujian ketika murid mampu mneyelesaikan tugas dengan baik, memberi penghargaan berbentuk sertifikat prestasi atau hadiah, dan memeberi izin kepada murid untuk melakukan hal yang spesial seperti diberi jam istirahat lebih banyak sebagai ganjaran atas hasil mereka yang baik.

2.     Perspektif Humanistis
Perspektif humanis menekankan pada kapasitas murid untuk mengembangkan kepribadian, kebebasan untuk menentukan nasib mereka. Perspektif ini berkaitan erat dengan pandangan Abraham Maslow bahwa kebutuhan dasar tertentu harus dipuaskan dahulu sebelum memuaskan kebutuhan yang lebih tinggi.

3.     Perspektif Kognitif
Menurut perspektif kognitif, pemikiran murid akan memandu motivasi mereka. Belakangan ini muncul minat besar pada motivasi menurut perspektif kognitif Pintrich dan Schunk, menganggap bahwa minat murid berfokus pada ide-ide seperti motivasi internal murid untuk mencapai sesuatu, atribusi mereka (persepsi tentang sebab-sebab kesuksesan dan kegagalan, terutama persepsi bahwa usaha adalah faktor utama dalam prestasi), dan keyakinan bahwa mereka dapat mengontrol lingkungan mereka secara efektif.
Perspsektif kognitif tentang motivasi sesuai dengan gagasan R.W. White yang mengusulkan konsep motivasi kompetensi, yakni ide bahwa orang termotivasi untuk menghadapi lingkungan mereka secara efektif, menguasai dunia pendidikan, dan memproses informasi secara efisien. White mengatakan bahwa orang melakukan hal-hal tersebut bukan karena  kebutuhan biologis, tetapi karena orang memiliki motivasi internal untuk berinteraksi dengan lingkungungan secara efektif.

4.      Perspektif Sosial
Kebutuhan afiliasi atau ketergantungan adalah motif untuk berhubungan dengan orang lain secara aman. Ini membutuhkan pembentukan, pemeliharaan dan pemulihan hubungan personal yang hangat dan akrab. Kebutuhan afiliasi murid tercermin dalam motovasi mereka untuk menghabiskan waktu bersama teman, kawan dekat, keterikatan mereka dengan orang tua, dan keinginan untuk menjalin hubungan positif dengan guru.
Murid sekolah yang memiliki hubungan yang penuh perhatian dan suportif biasanya memiliki sikap akademik yang positif dan lebih senang bersekolah (Baker, 1999, Stipek 2002). Dalam sebuah studi berskala luas, salah satu faktor terpenting dalam motivasi dan prestasi murid adalah persepsi mereka mengenai apakah hubungan mereka dengan guru bersifat positif atau tidak (Mc Comb, 2001; Combs & Quiat,2001). Dalam studi lain, nilai matematika menigkat dikalangan murid sekolah menengah apabila mereka punya guru yang mereka anggap sangat suportif.

      Bentuk-bentuk Motivasi untuk meraih sesuatu
      Seorang murid memerlukan strategi kognitif yang baik dalam meningkatkan motivasinya untuk meraih sesuatu atau untuk berprestasi. Motivasi dibagi menjadi dua yaitu motivasi ekstrinsik (eksternal) atau motivasi yang berasal dari luar diri murid, dan motivasi intrinsik (internal) atau motivasi yang berasal dari diri individu itu sendiri.
 
1.      Motivasi ekstrinsik
Adalah melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain (cara untuk mencapai tujuan). Motivasi ekstrinsik sering dipengaruhi oleh insentif eksternal seperti imbalan dan hukuman. Misalnya, seorang murid akan belajar giat untuk mendapat nilai baik ketika ujian. Motivasi ekstrinsik juga berkaitan dengan motivasi takut (fear motivation) individu melakukan suatu perbuatan karena takut. Misalnya seseorang yang mematuhi peraturan lalu lintas, tepat waktu  membayar pajak bukan karena sadar akan kewajiban melainkan takut dikenai sangsi atau hukuman dari pihak terkait.
Motivasi belajar dikatakan ekstrinsik apabila anak didik mendapatkan tujuan belajarnya diluar faktor-faktor situasi belajar (resides in some factors outside the learning situation). Anak didik belajar karena hendak mencapai tujuan yang terletak  diluar hal yang dipelajarinya. Mislanya untuk mencapai angka tinggi, diploma, gelar, kehormatan dan sebagainya.

2 .    Motivasi intrinsik
Adalah motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendiri (tujuan itu sendiri). Misalya, murid mungkin belajar sebelum mengahadapi ujian karena dia senang dengan mata pelajaran yang akan diujikan itu.
Motivasi intrinsik juga diartikan sebagai suatu motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsi tidak perlu adanya rangsangan dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.Motivasi intrinsik bila tujuannya inheren dengan situasi belajar dan bertemu dengan kebutuhan dan tujuan anak didik untuk menguasai nilai-nilai yang terkandung didalam pelajaran itu. Anak didik semata-mata untuk menguasai nilai-nilai yang terkandung di dalam bahan pelajaran bukan karena keinginan lain seperti ingin mendapat pujian, nilai yang tinggi atau hadian dan sebagainya.

         Fungsi Motivasi

Semakin berharga tujuan itu bagi yang bersangkutan makin kuat pula motifnya, jadi motif atau motivasi itu sangat berguna bagi tindakan seseorang. Fungsi dari motivasi adalah sebagai berikut:
1 .    Motif itu mendorong manusia untuk berbuat/bertindak. Motif itu berfungsi sebagai penggerak atau sebagai motor yang memberikan energi (kekuatan) kepada seseorang untuk melakukan.
2 .    Motif itu menentukan arah perbuatan. Yakni ke arah perwujudan suatu tujuan atau cita-cita.
3 .   Motif itu menyeleksi perbuatan kita. Artinya menentukan perbuatan-perbuatan mana yang harus dilakukan, yang serasi, guna mencapai tujuan itu dengan menyampaikan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan itu. Dalam percakapan sehari-hari motif itu dinyatakan dengan berbagai kata, seperti; hasrat, maksud, minat, tekad, kemauan,dorongan, kebutuhan, kehendak, cita-cita, kehausan, dan lain sebagainya

     Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar

Menurut De Cee dan Grawford (1974) ada empat fungsi guru sebagai pengajar yang berhubungan dengan cara pemeliharaan  dan peningkatan motivasi belajar anak didik, yaitu guru harus dapat menggairahkan anak didik, memberi harapan yang realistis, memberi insentif, dan mengarahkan perilaku anak didik ke arah yang menunjang tercapainya tujuan pengajaran.
1 .   Menggairahkan Anak Didik
Salah satu tugas seorang guru adalah memelihara minat anak didik dalam belajar, dengan menghindari pembelajaran yang monoton dan membosankan. Dengan memberi kebebasan tertentu kepada murid untuk berpindah dari satu aspek ke lain aspek pelajaran dalam situasi belajar. Mungkin dengan memandang suatu gagasan dari sudut pandang lain yang lebih nyata dengan mencontohkan dalam perilaku kehidupan.
2 .    Memberi Harapan Realistis
Guru harus memelihara harapan-harapan anak didik yang realistis dan memodifikasi harapan-harapan yang kurang atau tidak relaistis.sehingga setiap guru dituntut untuk memiliki pengetahuan yang cukup. Dengan demikian guru dapat membedakan antara harapan-harapan yang realistis, pesimistis atau terlalu optimis. Biala anak didik telah banyak mengalami kegagalan maka guru harus memberikan sebanyak mungkin keberhasilan kepada anak didik yang sifatnya terjangkau dan dengan pertimbangan yang matang.
3 .    Memberi Insentif
Bila anak didik mengalami keberhasilan, guru diharapkan mampu memberikan hadiah kepada anak didik (dapat berupa pujian, angka yang baik, dan sebagainya) atas keberhasilannya, sehingga anak didik terdorong untuk melakukan usaha lebih lanjut guna mencapai tujuan-tujuan pengajaran.
4 .    Mengarahkan Prilaku Anak Didik
Setiap guru dituntut untuk memberikan respon terhadap anak didik yang tak terlibat langsung dalam kegiatan belajar di kelas. Anak didik yang diam, yang membuat keributan, yang bebricara semaunya dan sebagainya, harus diberikan teguran secar arif dan bijaksana. Jadi cara yang baik dalam mengarahkan anak didik adalah dengan memberikan penugasan, bergerak mendekati, memberikan hukuman yang mendidik, menegur dengan sikap lemah lembut, dan dengan perkataan yang ramah dan baik. Hal yang sering dilakukan seroang guru maupun khalayak umum adalah menjuluki seseorang dengan gelar yang tidak baik padahal itu sangat tidak manusiawi





Proses Kognitif Kompleks
A.    Pemahaman Konseptual
Pemahaman konseptual adalah sebuah aspek penting dari sebuah pembelajaran. Sebuah tujuan pengajaran yang penting adalah untuk membantu murid memahami konsep utama dalam sebuah subjek daripada hanya mengingat fakta-fakta terisolasi. Konsep merupakan pondasi berpikir.
Konsep adalah kategori yang mengelompokkan objek, kejadian, dan karakteristik berdasarkan bentuk-bentuk yang sama. Konsep adalah elemen kognisi yang membantu kita untuk menyederhanakan dan merangkum informasi.
Konsep juga membantu proses mengingat menjadi efisien. Ketika murid mengelompokkan objek untuk membentuk sebuah konsep, mereka dapat mengingat konsep tersebut, kemudian menyimpan karakteristik-karakteristik konsep tersebut. Murid-murid membentuk konsep melalui pengalaman langsung dengan objek dan kejadian dalam dunia mereka.

Guru dapat membimbing murid untuk mengenali dan membentuk konsep yang efektif dalam beberapa cara sebagai berikut :
1 . Mempelajari ciri-ciri dari konsep. Aspek penting dari sebuah konsep adalah mempelajari ciri-ciri, atribut atau karakteristik dari konsep tersebut merupakan elemen-elemen penentu sebuah konsep
2 .  Mendefinisikan konsep dengan jelas dan memberikan contoh secara hati-hati
3 .  Peta konsep. Merupakan gambaran visual mengenai hubungan dan hierarki organisasi sebuah konsep.
4 . Pengujian hipotesis, yaitu asumsi dan prediksi spesifik yang dapat diuji guna menentukan keakurasian konsep.
5 . Pencocokan prototipe. Individu memutuskan apakah suatu benda termasuk dalam suatu kategori atau tidak, dengan membandingkannya dengan benda yang paling khas dengan kategori tersebut

B.     Berpikir
Berpikir adalah memanipulasi atau mengelola dan mentransformasi informasi dalam memori. Ini sering dilakukanuntuk membentuk konsep, bernalar dan berpikir kritis, membuat keputusan, berpikir kreatif, dan memecahkan masalah.
Penalaran (reasoning) adalah pemkiran logis yang menggunakan logika induksi dan  deduksi untuk menghasilkan kesimpulan. Penalaran induktif adalah penalaran dari hal-hal spesifik ke hal-hal yang bersifat umum, yakni mengambil kesimpulan (membentuk knsepp) tentang semua anggta kategori berdasarkan observasi dari beberapa anggota.
Penalaran induktif adalah dasar untuk analogi. Analogi adalah hubungan (korespondensi) kemiripan dalam beberapa hal diantara hal-hal yang berbeda. Analogi dapat dipakai untuk meningkatkan pemahaman atas konsep bru dengan membandingkannya dengan konsep yang sudah dipelajarai. Misalnya, kita buat analogi antara komputer dan memori manusia. Analogi dapat membantu memecahkan problem, terutama jika dipersentasikan secara visual. Apa sajakah contoh penalaran induktif didalam kelas ? saat seorang siswa dikelas bahas inggris hanya sedikit membaca puisi Emily Dickinson dan diminta untuk menarik kesimpulan mengenai sifat umum dari puisi Dickinson , penalaran induktif yang diminta . Misalknya saat murid di kelas sastra hanya membaca beberapa puisi Emily Dickinson, dan diminta menarik kesimpulan tentang sifat umum dari puisinya, maka dia diminta menggunakan penalaran induktif yang diminta. Saat seorang siswa ditanya tentang konsep dikelas matematika yang berlaku untuk konteks lain, seperti bisnis atau ilmu pengetahuan lain , sekali lagi penalaran induktif sangat seru. Penelitian psikologi pendidikan adalah induktif saat mempelajari sampel peserta untuk menarik kesimpulan dimana sampel populasi diambil. Tetntu saja aspek yang paling penting dari penalaran induktif adalah pengamatan yang berulang. 
Sebaliknya penalaran deduktif adalah penaran dari yang bersifat umum ke spesifik. Misalnya saat anda memecahkan teka-teki, Anda juga menggunakan penalaran deduktif. Ketika anda mempelajari aturan umum dan kemudian memahami bagaimana aturan itu berlaku dalam beberapa situasi tetapi tidak untuk situasi yang lain, maka anda melakukan penalaran deduktif. Banyak aspek penalaran deduktif yang telah dipelajari , termasuk saat kesempatan pengetahuan dan penalaran yang bertentangan. Selama masa remaja, individu semakin mampu melakukan penalaran deduktif bahkan saat alasa yang dipertimbangkan adalah palsu.
Pemikiran kritis adalah pemikiran reflektif dan produktif, dan melibatkan evaluasi bukti. Salah satu cara yang mendorong murid untuk berpikir kritis adalah dengan memberikan mereka topik atau artikel kontroversial yang menghadirkan dua sisi permasalahan untuk didiskusikan. Pemikiran kritis siswa dapat ditingkatkan ketika siswa menemui argumen dan perdebatan yang berada dalam konflik , yang dapat memotivasi mereka untuk menyelidiki sebuah topik lebih mendalam dan berusaha untuk memecahkan sebuah masalah.

Kesadaran menurut ellen langer, kesadaran sangat penting untuk berpikir kritis. Kesadaran berarti menjadi waspada, hadir secara mental , dan kognitif fleksibel saat melalui kegiatan dan tugas hidup sehari hari. Siswa yang sadar akan mempertahankan kesadaran aktiv pada keadaan hidup mereka. Siswa dengan kesadaran ialah siswa yang menciptakan ide-ide baru, terbuka terhadap informasi baru , dan sadar lebih dari satu perspektif. Sebaliknya, siswa ceroboh akan terperangkap pada ide ide lama, terlibat dalam prilaku otomatis, dan beroprasi dari perspektif tunggal. Siswa yang ceroboh akan menerima hal yang pernah dibaca atau didengar tanpa mempertanyakan keakuratan informasi. Selain itu siswa yang ceroboh akan terjebak akan pola piker yang kaku, tidak memperhitungkan kemungkinan variasi dalam konteks dan perspektif.
Berpikir kritis disekolah berikut adalah beberapa cara guru agar membentuk pemikiran kritis dalam rencana pelajaran secara sadar :
·        Menanyakan tidak hanya apa yang terjadi, tetapi juga “ bagaimana “ dan “ mengapa “.
·        Periksalah yang seharusnya " fakta " unttuk menentukan apakah ada bukti untuk mendukung mereka.
·        berdebat dengan cara masuk akal dari pada melalui emosi.
·        Mengakui bahawa kadang-kadang terdapat lebih dari satu jawaban atau penjelasan yang baik.
·        Bandinghkan berbagai jawaban atas pertanyaan dan putuskan jawaban yang benar benar terbaik.
·      
      Mengevaluasi dan mungkin mempertanyakan apa yang orang lain katakan dari pada segera menerimanya   sebagai kebenaran.
·    Ajukan pertannyaan dan berspekulasi melalui apa yang sudah anda ketahui untuk menciptakan ide-ide dan informasi baru.
 
Berpikir kritis pada masa remaja , masa remaja merupakan masa transisi yang penting dalam perkembangan berpikir kritis . beberapa perubahan kognitif terjadi selama masa remaja yang memungkinkan peningkatan berpikir kritis, termasuk yang berikut :
·    Peningkatan kecepatan , otomatis , dan kapasitas pengolahan informasi, yang membebaskan sumber daya kognitif untuk tujuan lain.
·     Pengetahuan lain nya dalam berbagai domain.
·     Kemampuan meningkat untuk membentuk kombinasi pengetahuan baru.
·   Rentan yang lebih besar dan penggunaan strategi atau prosedur lebih spontan seperti perencanaan, mempertimbangkan alternatife, dan pemantauan kognitif.
Berpikir kritis dan teknologi secara , meningkat jumlah aplikas teknologi yang tersedia untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Jonnasen membedakan beberapa kategori alat pikiran , termasuk alat alat sematik organisasi alat pemodelan dinamis , alat interpretasi informasi , serta alat percakapan dan alat-alat kolaborasi.
Alat organisasi sematik seperti pusat data dan alat pemetaan konsep, membantu sisawa mengatur , menganalisis , dan memvisualisasikan , informasi yang dipelajari.
Alat pemodelan dinamis membantu siswa mngeksplorasi hubungan antara konsep konsep.
Alat interpretasi informasi membantu pelajar mengakses dan menginterpretasikan informasi , termasuk visualisasi , dan alat alat konstruksi pengetahuan . misalnya alat visualisasi adalah model visual dari fenomena yang kompleks agar lebih dipahami.
Alat pemodelan dinamis membantu siswa mengeksplorasi hubungan antara konsep-konsep. Hal tersebut termasuk spreadsheet,system pakar,system alat pemodelan , microworld.
Akhirnya berbagai alat-alat percakapan digital dan kolaborasi, seperti e-mail , diskusi online , chatting , konfrensi video dan blog , memungkinkan siswa untuk berkolaborasi dengan para ahli dan siswa lain di seluruh dunia.
Pengambilan keputusan adalah pemikiran dimana individu mengevaluasi berbagai pilihan dan memutuskan pilihan dari sekian banyak pilihan tersebut. Dalam penalaran deduktif, orang menggunakan kaidah yagn jelas untuk mengambil kesimpulan. Sebaliknya saat kita membuat keputusan, kaidahnya jarang yang jelas dan kita mungkin hanya punya pengetahuan terbatas tentang konsekuensi dari keputusan itu. Selain itu, informasi penting mungkin tidak tersedia dan kita mungkin tidak bisa mempercayai semua informasi yang kita punya.
Bias kelemahan dalam pengambilan keputusan sebjek berakibat lain dari penelitian pengambilan keputusan adalah bias dan cacat heuritis. ( aturan prakis ) yang mempengaruhi kualitas keputusan. Kelemahan umum melibatkan bias konfirmasi, ketekunan kepercayaan , bias terlalu percaya diri, bias masa lalu , dan bias ketersediaan , perwakilan heuritis.
Bias konfirmasi salah satu bias prasangka adalah bias konfirmasi , cenderung mencari dan menggunakan informasi yang mendukung ide-ide anda bukan membantahnya.
Bias kepercayaan terkait erat dengan prasangka konfirmasi , ketekunan kepercayaan adalah kecenderungan berpegangan pada keyakinan dalam menghadapi bukti yang bertentangan/
Bias terlalu percaya diri adalah kecenderungan dalam memiliki kepercayaan diri yang berlebihan dalam penilaian dan keputusan dari pada yang seharusnya, berdasarkan probabilitas atau pengalaman masa lalu.
Bias masa lalu orang tidak percaya diri tentang hal yang diperkirakan akan terjadi pada masa depan ( bias terlalu percaya ) , tetapi juga cenderung diprediksi melebih lebihkan kinerja masa lalu mereka. Bias masa lalu adalah kecenderungan untuk melaporkan secara salah, setelah fakta, bahwa anda secara akurat memprediksi kejadian.
Pengambilan keputusan pada masa remaja masa remaja adalah masa peningkatan pengambilan keputusan-siapa teman yang dipilih, siapa yang menjadi teman kencan, menentukan akan melakukan hubungan seks atau tidak . kebanyakan orang membuat keputusan lebih baik saat mereka tenang dari pada dalam keadaan emosional,terutama pada remaja, dengan demikian remaja dapat membuat keputusan yang bijaksana saat tenang. Dapat membuat keputusan tidak bijaksana saat emosional.
Kreatifitas merupakan kemampuan untuk berpikir mengenai sesuatu, dalam cara yang baru dan tidak biasa serta memikirkan solusi-solusi unik terhadap masalah. J.P.Guilford (1967) membedakan antara pemikiran konvergen , yang menghasilkan satu jawaban yang benar dan merupakan karakteristik dari jenis pemikiran yang dibutuhkan saat ujian konvensional dan pemikiran divergen, yang menghasilkan banyak jawaban atas pertanyaan yang sama dan yang lebih merupakan kreatifitas.
                  
   Satu tujuan pengajaran yang penting adalah mendorong anak menjadi lebih kreatif. Strategi yang dapat menginspirasi kreatifitas anak-anak, antara lain mendorong pemikiran kreatif pada tingkat kelompok dan individual, memberi murid lingkungan yang merangsang kreativitas, tidak mengendalikan murid secara berlebihan , mendorong motivasi internal, mengembangkan pemikiran yang fleksibel dan suka bermain-main, serta memperkenalkan murid pada orang-orang kreatif.
Langkah langkah dalam proses kreatif
Proses kraetif sering digambarkan sebagai urutan 5 langkah :
1  . Persiapan. Siswa tenggelam dalam isu masalah yang membuat mereka tertarik dan rasa ingin tau muncul.
2 . Inkubasi. Siswa mengolah ide mereka di kepala , titik dimana mereka cenderung membuat beberapa koneksi yang tidak biasa dalam pemikiran mereka.
3 .  Wawasan. Siswa mengalami momen “ AHA! “ saat semua potongan teta-teki terlihat cocok satu sama lain.
   . Evaluasi. Sekarang siswa harus memutuskan tentang suatu ide yang berharga dan layak dikejar. Mereka harus berpikir “ apakah ide baru , atau sedah jelas ? “
5.     Elaborasi. Langkah terakhir sering meliputi rentan waktu terpanjang dan melibatkan pekerjaan yang paling sulit. Langkah ini adalah yang diperkirakan oleh penemu amerika, Thomas Edison, yang terkenal pada abad ke-20 saat ia mengatakan bahwa kreativitas 1 persen inspirasi dan 99 persen keringat.

C.    Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah melibatkan penemuan sebuah cara yang sesuai untuk mencapai suatu tujuan. Beberapa usaha dilakukan untuk menerapkan langkah-langkah yang dilalui individu dalam menemukan pemecahan masalah yang efektif sebagai berikut;
1 . Temukan dan Susun Masalahnya. Sebelum Anda dapat memecahkan suatu masalah, Anda harus mengenali bahwa masalah tersebut ada.
2 . Kembangkan Strategi Pemecahan Masalah yang Baik. Beberapa strategi yang baik adalah penetapan subtujuan, menggunakan logaritma dan mengandalkan heuristis. Menentukan subtujuan merupakan proses untuk menetapkan tujuan lanjutan yang lebih kecil yang menetapkan murid dalam posisi yang lebih baik untuk mencapai tujuan atau pemecahan akhir. Logaritma adalah strategi yang menjamin sebuah solusi terhadap suatu masalah. Sedangkan heuritis adalah strategi atau aturan umum yang dapat memberikan solusi pada suatu masalah tapi tidak menjamin keberhasilannya
3 . Mengevaluasi Solusi-solusi. Kita berfikir bahwa kita telah memecahkan suatu maslah, kita tidak tahu apakah solusi kita efektif atau tidak , kecuali kalau kita mengavaluasinya
4 . Setiap Saat Memikirkan Kembali serta Mendefinisikan Kembali Masalah dan Solusi. Secara kontinu memikirkan dan mendefinisikan kembali masalah dan solusinya.Orang yang ahli dalam pemecahan masalah akan termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya di masa lalu dan memberikan kontribusi orisinil. 
      
Beberapa hambatan umum dalam memecahkan masalah adalah fiksasi dan kurangnya motivasi serta kegigihan dan kurangnya kontrol emosi. Fiksasi merupakan penggunaan sebuah strategi terdahulu dan kegagalan untuk memandang suatu masalah dari perspektif yang baru dan segar. Termasuk di dalamnya mental set.
Kurangnya motifasi dan kegigihan. Hal yang terpenting bagi para murid adalah untuk termotivasi secara internal, guna menangani masalah dan gigih dalam menemukan suatu pemecahan. Kurangnya kontrol emosi. Emosi dapat memfasilitasi atau membatasi suatu masalah. Individu yang kompeten dalam memecahkan masalah biasanya tidak takut membuat kesalahan.
Satu cara untuk mempelajari perubahan dari segi perkembangan dalam pemecahan masalah disebut dengan aturan pendekatan penilaian yang berfokus pada peningkatan kemampuan anak untuk secara aktiv menggunakan aturan-aturan dalam pemecahan masalah seiring bertambahnya usia. Semakin bertambah usia sorang anak, maka pemikiran mereka dalam memcahkan masalah akan semakin baik pula.
Ada dua metode  pembelajaran yang dapat digunakan dalam kelas untuk melatih siswa dalam memecahkan masalah, yaitu pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran berbasis proyek. Pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran yang menekankan pemecahan masalah-masalah autentik seperti yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan pembelajaran berbasis proyek merupakan pembelajaran dimana murid-murid bekerja secara nyata mengkaji masalah-masalah yang berarti dan menciptakan produk yang nyata.


Demikian resume untuk materi kali ini..
Semoga bermanfaat :)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar