Berikut ini resume materi tentang Motivasi dan Proses Kognitif untuk mata kuliah Psikologi Pendidikan pada hari Rabu, 15 Maret 2017.
Motivasi
Pengertian
Motivasi
Motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah dan kegigihan perilaku. Artinya perilaku yang memotivasi adalah perilaku yang penuh dengan energi, terarah dan bertahan lama. Motivasi adalah dorongan terarah kepada pemenuhan kebutuhan psikis dan rohaniah.
Motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah dan kegigihan perilaku. Artinya perilaku yang memotivasi adalah perilaku yang penuh dengan energi, terarah dan bertahan lama. Motivasi adalah dorongan terarah kepada pemenuhan kebutuhan psikis dan rohaniah.
Perspektif
Tentang Motivasi :
1 . Perspektif
Behavioral
Perspektif behavioral menekankan pada
pemberian imbalan dan hukuman eksternal sebagai kunci dalam menentukan motivasi
murid. Salah satu imbalan yang diberikan kepada murid yaitu insentif yang
merupakan proses atau stimulasi positif atau negatif yang dapat memotivasi
murid. Insentif yang diberikan kepada murid diantaranya adalah memberi nilai baik,
memberi tanda bintang atau pujian ketika murid mampu mneyelesaikan tugas dengan
baik, memberi penghargaan berbentuk sertifikat prestasi atau hadiah, dan
memeberi izin kepada murid untuk melakukan hal yang spesial seperti diberi jam
istirahat lebih banyak sebagai ganjaran atas hasil mereka yang baik.
2. Perspektif
Humanistis
Perspektif humanis menekankan pada kapasitas murid untuk
mengembangkan kepribadian, kebebasan untuk menentukan nasib mereka. Perspektif
ini berkaitan erat dengan pandangan Abraham Maslow bahwa kebutuhan dasar
tertentu harus dipuaskan dahulu sebelum memuaskan kebutuhan yang lebih tinggi.
3. Perspektif
Kognitif
Menurut perspektif kognitif, pemikiran murid akan memandu
motivasi mereka. Belakangan ini muncul minat besar pada motivasi menurut
perspektif kognitif Pintrich dan Schunk, menganggap bahwa minat murid berfokus
pada ide-ide seperti motivasi internal murid untuk mencapai sesuatu, atribusi
mereka (persepsi tentang sebab-sebab kesuksesan dan kegagalan, terutama
persepsi bahwa usaha adalah faktor utama dalam prestasi), dan keyakinan bahwa
mereka dapat mengontrol lingkungan mereka secara efektif.
Perspsektif kognitif tentang motivasi sesuai dengan
gagasan R.W. White yang mengusulkan konsep motivasi kompetensi, yakni ide bahwa
orang termotivasi untuk menghadapi lingkungan mereka secara efektif, menguasai
dunia pendidikan, dan memproses informasi secara efisien. White mengatakan
bahwa orang melakukan hal-hal tersebut bukan karena kebutuhan biologis, tetapi karena orang
memiliki motivasi internal untuk berinteraksi dengan lingkungungan secara
efektif.
4. Perspektif
Sosial
Kebutuhan afiliasi atau ketergantungan adalah motif untuk
berhubungan dengan orang lain secara aman. Ini membutuhkan pembentukan,
pemeliharaan dan pemulihan hubungan personal yang hangat dan akrab. Kebutuhan
afiliasi murid tercermin dalam motovasi mereka untuk menghabiskan waktu bersama
teman, kawan dekat, keterikatan mereka dengan orang tua, dan keinginan untuk
menjalin hubungan positif dengan guru.
Murid sekolah yang memiliki hubungan yang penuh perhatian
dan suportif biasanya memiliki sikap akademik yang positif dan lebih senang
bersekolah (Baker, 1999, Stipek 2002). Dalam sebuah studi berskala luas, salah
satu faktor terpenting dalam motivasi dan prestasi murid adalah persepsi mereka
mengenai apakah hubungan mereka dengan guru bersifat positif atau tidak (Mc
Comb, 2001; Combs & Quiat,2001). Dalam studi lain, nilai matematika
menigkat dikalangan murid sekolah menengah apabila mereka punya guru yang
mereka anggap sangat suportif.
Bentuk-bentuk Motivasi untuk meraih
sesuatu
Seorang murid memerlukan strategi kognitif yang baik
dalam meningkatkan motivasinya untuk meraih sesuatu atau untuk berprestasi.
Motivasi dibagi menjadi dua yaitu motivasi ekstrinsik (eksternal) atau motivasi
yang berasal dari luar diri murid, dan motivasi intrinsik (internal) atau
motivasi yang berasal dari diri individu itu sendiri.
1. Motivasi ekstrinsik
Adalah melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang
lain (cara untuk mencapai tujuan). Motivasi ekstrinsik sering dipengaruhi oleh
insentif eksternal seperti imbalan dan hukuman. Misalnya, seorang murid akan
belajar giat untuk mendapat nilai baik ketika ujian. Motivasi ekstrinsik juga
berkaitan dengan motivasi takut (fear
motivation) individu melakukan suatu perbuatan karena takut. Misalnya
seseorang yang mematuhi peraturan lalu lintas, tepat waktu membayar pajak bukan karena sadar akan kewajiban
melainkan takut dikenai sangsi atau hukuman dari pihak terkait.
Motivasi belajar dikatakan ekstrinsik apabila anak didik
mendapatkan tujuan belajarnya diluar faktor-faktor situasi belajar (resides in some factors outside the learning
situation). Anak didik belajar karena hendak mencapai tujuan yang
terletak diluar hal yang dipelajarinya.
Mislanya untuk mencapai angka tinggi, diploma, gelar, kehormatan dan
sebagainya.
2 . Motivasi
intrinsik
Adalah motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi
sesuatu itu sendiri (tujuan itu sendiri). Misalya, murid mungkin belajar
sebelum mengahadapi ujian karena dia senang dengan mata pelajaran yang akan
diujikan itu.
Motivasi intrinsik juga diartikan sebagai suatu
motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsi tidak perlu adanya rangsangan
dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan
sesuatu.Motivasi
intrinsik bila tujuannya inheren dengan situasi belajar dan bertemu dengan
kebutuhan dan tujuan anak didik untuk menguasai nilai-nilai yang terkandung
didalam pelajaran itu. Anak didik semata-mata untuk menguasai nilai-nilai yang
terkandung di dalam bahan pelajaran bukan karena keinginan lain seperti ingin
mendapat pujian, nilai yang tinggi atau hadian dan sebagainya.
Fungsi
Motivasi
Semakin berharga tujuan itu bagi yang bersangkutan makin
kuat pula motifnya, jadi motif atau motivasi itu sangat berguna bagi tindakan
seseorang. Fungsi dari motivasi adalah sebagai berikut:
1 . Motif itu
mendorong manusia untuk berbuat/bertindak. Motif itu berfungsi sebagai
penggerak atau sebagai motor yang memberikan energi (kekuatan) kepada seseorang
untuk melakukan.
2 . Motif itu
menentukan arah perbuatan. Yakni ke arah perwujudan suatu tujuan atau
cita-cita.
3 . Motif itu
menyeleksi perbuatan kita. Artinya menentukan perbuatan-perbuatan mana yang
harus dilakukan, yang serasi, guna mencapai tujuan itu dengan menyampaikan
perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan itu. Dalam percakapan sehari-hari
motif itu dinyatakan dengan berbagai kata, seperti; hasrat, maksud, minat,
tekad, kemauan,dorongan, kebutuhan, kehendak, cita-cita, kehausan, dan lain
sebagainya
Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar
Menurut De Cee
dan Grawford (1974) ada empat fungsi guru sebagai pengajar yang berhubungan
dengan cara pemeliharaan dan peningkatan
motivasi belajar anak didik, yaitu guru harus dapat menggairahkan anak didik,
memberi harapan yang realistis, memberi insentif, dan mengarahkan perilaku anak
didik ke arah yang menunjang tercapainya tujuan pengajaran.
1 . Menggairahkan
Anak Didik
Salah satu tugas seorang guru adalah memelihara minat
anak didik dalam belajar, dengan menghindari pembelajaran yang monoton dan
membosankan. Dengan memberi kebebasan tertentu kepada murid untuk berpindah
dari satu aspek ke lain aspek pelajaran dalam situasi belajar. Mungkin dengan
memandang suatu gagasan dari sudut pandang lain yang lebih nyata dengan
mencontohkan dalam perilaku kehidupan.
2 . Memberi
Harapan Realistis
Guru harus memelihara harapan-harapan anak didik yang
realistis dan memodifikasi harapan-harapan yang kurang atau tidak
relaistis.sehingga setiap guru dituntut untuk memiliki pengetahuan yang cukup.
Dengan demikian guru dapat membedakan antara harapan-harapan yang realistis,
pesimistis atau terlalu optimis. Biala anak didik telah banyak mengalami
kegagalan maka guru harus memberikan sebanyak mungkin keberhasilan kepada anak
didik yang sifatnya terjangkau dan dengan pertimbangan yang matang.
3 . Memberi
Insentif
Bila anak didik mengalami keberhasilan, guru diharapkan
mampu memberikan hadiah kepada anak didik (dapat berupa pujian, angka yang
baik, dan sebagainya) atas keberhasilannya, sehingga anak didik terdorong untuk
melakukan usaha lebih lanjut guna mencapai tujuan-tujuan pengajaran.
4 . Mengarahkan
Prilaku Anak Didik
Setiap guru dituntut untuk memberikan respon terhadap
anak didik yang tak terlibat langsung dalam kegiatan belajar di kelas. Anak
didik yang diam, yang membuat keributan, yang bebricara semaunya dan
sebagainya, harus diberikan teguran secar arif dan bijaksana. Jadi cara yang
baik dalam mengarahkan anak didik adalah dengan memberikan penugasan, bergerak
mendekati, memberikan hukuman yang mendidik, menegur dengan sikap lemah lembut,
dan dengan perkataan yang ramah dan baik. Hal yang sering dilakukan seroang
guru maupun khalayak umum adalah menjuluki seseorang dengan gelar yang tidak
baik padahal itu sangat tidak manusiawi
Proses Kognitif
Kompleks
A. Pemahaman
Konseptual
Pemahaman konseptual adalah
sebuah aspek penting dari sebuah pembelajaran. Sebuah tujuan pengajaran yang
penting adalah untuk membantu murid memahami konsep utama dalam sebuah subjek
daripada hanya mengingat fakta-fakta terisolasi. Konsep merupakan pondasi
berpikir.
Konsep adalah kategori yang
mengelompokkan objek, kejadian, dan karakteristik berdasarkan bentuk-bentuk
yang sama. Konsep adalah elemen kognisi yang membantu kita untuk
menyederhanakan dan merangkum informasi.
Konsep juga membantu proses
mengingat menjadi efisien. Ketika murid mengelompokkan objek untuk membentuk
sebuah konsep, mereka dapat mengingat konsep tersebut, kemudian menyimpan
karakteristik-karakteristik konsep tersebut. Murid-murid membentuk konsep
melalui pengalaman langsung dengan objek dan kejadian dalam dunia mereka.
1 . Mempelajari
ciri-ciri dari konsep. Aspek penting dari sebuah konsep adalah mempelajari
ciri-ciri, atribut atau karakteristik dari konsep tersebut merupakan
elemen-elemen penentu sebuah konsep
2 . Mendefinisikan
konsep dengan jelas dan memberikan contoh secara hati-hati
3 . Peta konsep.
Merupakan gambaran visual mengenai hubungan dan hierarki organisasi sebuah
konsep.
4 . Pengujian
hipotesis, yaitu asumsi dan prediksi spesifik yang dapat diuji guna menentukan
keakurasian konsep.
5 . Pencocokan
prototipe. Individu memutuskan apakah suatu benda termasuk dalam suatu kategori
atau tidak, dengan membandingkannya dengan benda yang paling khas dengan
kategori tersebut
B. Berpikir
Berpikir adalah memanipulasi atau mengelola dan mentransformasi
informasi dalam memori. Ini sering dilakukanuntuk membentuk konsep, bernalar
dan berpikir kritis, membuat keputusan, berpikir kreatif, dan memecahkan
masalah.
Penalaran (reasoning) adalah pemkiran logis yang menggunakan logika
induksi dan deduksi untuk menghasilkan kesimpulan. Penalaran induktif
adalah penalaran dari hal-hal spesifik ke hal-hal yang bersifat umum, yakni
mengambil kesimpulan (membentuk knsepp) tentang semua anggta kategori
berdasarkan observasi dari beberapa anggota.
Penalaran induktif adalah dasar untuk analogi. Analogi adalah
hubungan (korespondensi) kemiripan dalam beberapa hal diantara hal-hal yang
berbeda. Analogi dapat dipakai untuk meningkatkan pemahaman atas konsep bru
dengan membandingkannya dengan konsep yang sudah dipelajarai. Misalnya, kita
buat analogi antara komputer dan memori manusia. Analogi dapat membantu
memecahkan problem, terutama jika dipersentasikan secara visual. Apa sajakah
contoh penalaran induktif didalam kelas ? saat seorang siswa dikelas bahas
inggris hanya sedikit membaca puisi Emily Dickinson dan diminta untuk menarik
kesimpulan mengenai sifat umum dari puisi Dickinson , penalaran induktif yang
diminta . Misalknya saat murid di kelas sastra hanya membaca beberapa puisi
Emily Dickinson, dan diminta menarik kesimpulan tentang sifat umum dari
puisinya, maka dia diminta menggunakan penalaran induktif yang diminta. Saat
seorang siswa ditanya tentang konsep dikelas matematika yang berlaku untuk
konteks lain, seperti bisnis atau ilmu pengetahuan lain , sekali lagi penalaran
induktif sangat seru. Penelitian psikologi pendidikan adalah induktif saat
mempelajari sampel peserta untuk menarik kesimpulan dimana sampel populasi
diambil. Tetntu saja aspek yang paling penting dari penalaran induktif adalah
pengamatan yang berulang.
Sebaliknya penalaran deduktif adalah penaran dari yang bersifat
umum ke spesifik. Misalnya saat anda memecahkan teka-teki, Anda juga
menggunakan penalaran deduktif. Ketika anda mempelajari aturan umum dan
kemudian memahami bagaimana aturan itu berlaku dalam beberapa situasi tetapi
tidak untuk situasi yang lain, maka anda melakukan penalaran deduktif. Banyak
aspek penalaran deduktif yang telah dipelajari , termasuk saat kesempatan
pengetahuan dan penalaran yang bertentangan. Selama masa remaja, individu
semakin mampu melakukan penalaran deduktif bahkan saat alasa yang
dipertimbangkan adalah palsu.
Pemikiran kritis adalah pemikiran reflektif dan produktif, dan
melibatkan evaluasi bukti. Salah satu cara yang mendorong murid untuk berpikir
kritis adalah dengan memberikan mereka topik atau artikel kontroversial yang
menghadirkan dua sisi permasalahan untuk didiskusikan. Pemikiran kritis siswa
dapat ditingkatkan ketika siswa menemui argumen dan perdebatan yang berada
dalam konflik , yang dapat memotivasi mereka untuk menyelidiki sebuah topik
lebih mendalam dan berusaha untuk memecahkan sebuah masalah.
Kesadaran menurut ellen langer,
kesadaran sangat penting untuk berpikir kritis. Kesadaran berarti menjadi
waspada, hadir secara mental , dan kognitif fleksibel saat melalui kegiatan dan
tugas hidup sehari hari. Siswa yang sadar akan mempertahankan kesadaran aktiv
pada keadaan hidup mereka. Siswa dengan kesadaran ialah siswa yang menciptakan
ide-ide baru, terbuka terhadap informasi baru , dan sadar lebih dari satu
perspektif. Sebaliknya, siswa ceroboh akan terperangkap pada ide ide lama,
terlibat dalam prilaku otomatis, dan beroprasi dari perspektif tunggal. Siswa
yang ceroboh akan menerima hal yang pernah dibaca atau didengar tanpa
mempertanyakan keakuratan informasi. Selain itu siswa yang ceroboh akan
terjebak akan pola piker yang kaku, tidak memperhitungkan kemungkinan variasi
dalam konteks dan perspektif.
Berpikir kritis
disekolah berikut adalah beberapa cara guru agar membentuk pemikiran kritis
dalam rencana pelajaran secara sadar :
·
Menanyakan tidak hanya apa yang
terjadi, tetapi juga “ bagaimana “ dan “ mengapa “.
·
Periksalah yang seharusnya " fakta " unttuk menentukan apakah ada bukti untuk mendukung mereka.
·
berdebat dengan cara masuk akal dari
pada melalui emosi.
·
Mengakui bahawa kadang-kadang terdapat
lebih dari satu jawaban atau penjelasan yang baik.
·
Bandinghkan berbagai jawaban atas
pertanyaan dan putuskan jawaban yang benar benar terbaik.
·
Mengevaluasi dan mungkin
mempertanyakan apa yang orang lain katakan dari pada segera menerimanya sebagai
kebenaran.
· Ajukan pertannyaan dan berspekulasi
melalui apa yang sudah anda ketahui untuk menciptakan ide-ide dan informasi
baru.
Berpikir kritis pada masa remaja , masa remaja merupakan masa transisi yang penting dalam perkembangan berpikir kritis . beberapa perubahan kognitif terjadi selama masa remaja yang memungkinkan peningkatan berpikir kritis, termasuk yang berikut :
· Peningkatan kecepatan , otomatis , dan
kapasitas pengolahan informasi, yang membebaskan sumber daya kognitif untuk
tujuan lain.
· Pengetahuan lain nya dalam berbagai
domain.
· Kemampuan meningkat untuk membentuk
kombinasi pengetahuan baru.
· Rentan yang lebih besar dan penggunaan
strategi atau prosedur lebih spontan seperti perencanaan, mempertimbangkan
alternatife, dan pemantauan kognitif.
Berpikir kritis dan teknologi secara
, meningkat jumlah aplikas teknologi yang tersedia untuk meningkatkan kemampuan
berpikir kritis siswa. Jonnasen membedakan beberapa kategori alat pikiran ,
termasuk alat alat sematik organisasi alat pemodelan dinamis , alat
interpretasi informasi , serta alat percakapan dan alat-alat kolaborasi.
Alat
organisasi sematik seperti pusat data dan alat pemetaan konsep, membantu
sisawa mengatur , menganalisis , dan memvisualisasikan , informasi yang
dipelajari.
Alat pemodelan dinamis membantu
siswa mngeksplorasi hubungan antara konsep konsep.
Alat interpretasi informasi
membantu pelajar mengakses dan menginterpretasikan informasi , termasuk
visualisasi , dan alat alat konstruksi pengetahuan . misalnya alat visualisasi
adalah model visual dari fenomena yang kompleks agar lebih dipahami.
Alat pemodelan dinamis membantu
siswa mengeksplorasi hubungan antara konsep-konsep. Hal tersebut termasuk
spreadsheet,system pakar,system alat pemodelan , microworld.
Akhirnya berbagai
alat-alat percakapan digital dan kolaborasi, seperti e-mail , diskusi online ,
chatting , konfrensi video dan blog , memungkinkan siswa untuk berkolaborasi
dengan para ahli dan siswa lain di seluruh dunia.
Pengambilan keputusan adalah pemikiran dimana individu mengevaluasi
berbagai pilihan dan memutuskan pilihan dari sekian banyak pilihan tersebut.
Dalam penalaran deduktif, orang menggunakan kaidah yagn jelas untuk mengambil
kesimpulan. Sebaliknya saat kita membuat keputusan, kaidahnya jarang yang jelas
dan kita mungkin hanya punya pengetahuan terbatas tentang konsekuensi dari
keputusan itu. Selain itu, informasi penting mungkin tidak tersedia dan kita
mungkin tidak bisa mempercayai semua informasi yang kita punya.
Bias kelemahan dalam pengambilan
keputusan sebjek berakibat lain dari penelitian pengambilan keputusan adalah
bias dan cacat heuritis. ( aturan prakis ) yang mempengaruhi kualitas
keputusan. Kelemahan umum melibatkan bias konfirmasi, ketekunan kepercayaan ,
bias terlalu percaya diri, bias masa lalu , dan bias ketersediaan , perwakilan
heuritis.
Bias konfirmasi salah satu bias
prasangka adalah bias konfirmasi , cenderung mencari dan menggunakan informasi
yang mendukung ide-ide anda bukan membantahnya.
Bias kepercayaan terkait erat dengan
prasangka konfirmasi , ketekunan kepercayaan adalah kecenderungan berpegangan
pada keyakinan dalam menghadapi bukti yang bertentangan/
Bias terlalu percaya diri adalah
kecenderungan dalam memiliki kepercayaan diri yang berlebihan dalam penilaian
dan keputusan dari pada yang seharusnya, berdasarkan probabilitas atau
pengalaman masa lalu.
Bias masa lalu orang tidak percaya diri
tentang hal yang diperkirakan akan terjadi pada masa depan ( bias terlalu
percaya ) , tetapi juga cenderung diprediksi melebih lebihkan kinerja masa lalu
mereka. Bias masa lalu adalah kecenderungan untuk melaporkan secara salah,
setelah fakta, bahwa anda secara akurat memprediksi kejadian.
Pengambilan keputusan pada masa remaja masa remaja adalah masa peningkatan
pengambilan keputusan-siapa teman yang dipilih, siapa yang menjadi teman
kencan, menentukan akan melakukan hubungan seks atau tidak . kebanyakan orang
membuat keputusan lebih baik saat mereka tenang dari pada dalam keadaan
emosional,terutama pada remaja, dengan demikian remaja dapat membuat keputusan
yang bijaksana saat tenang. Dapat membuat keputusan tidak bijaksana saat emosional.
Kreatifitas merupakan kemampuan untuk berpikir mengenai sesuatu,
dalam cara yang baru dan tidak biasa serta memikirkan solusi-solusi unik
terhadap masalah. J.P.Guilford (1967) membedakan antara pemikiran konvergen ,
yang menghasilkan satu jawaban yang benar dan merupakan karakteristik dari
jenis pemikiran yang dibutuhkan saat ujian konvensional dan pemikiran divergen,
yang menghasilkan banyak jawaban atas pertanyaan yang sama dan yang lebih
merupakan kreatifitas.
Satu tujuan pengajaran yang
penting adalah mendorong anak menjadi lebih kreatif. Strategi yang dapat
menginspirasi kreatifitas anak-anak, antara lain mendorong pemikiran kreatif
pada tingkat kelompok dan individual, memberi murid lingkungan yang merangsang
kreativitas, tidak mengendalikan murid secara berlebihan , mendorong motivasi
internal, mengembangkan pemikiran yang fleksibel dan suka bermain-main, serta
memperkenalkan murid pada orang-orang kreatif.
Langkah langkah
dalam proses kreatif
Proses kraetif
sering digambarkan sebagai urutan 5 langkah :
1 . Persiapan. Siswa tenggelam dalam isu
masalah yang membuat mereka tertarik dan rasa ingin tau muncul.
2 . Inkubasi. Siswa mengolah ide mereka
di kepala , titik dimana mereka cenderung membuat beberapa koneksi yang tidak
biasa dalam pemikiran mereka.
3 . Wawasan. Siswa mengalami momen “ AHA!
“ saat semua potongan teta-teki terlihat cocok satu sama lain.
. Evaluasi. Sekarang siswa harus
memutuskan tentang suatu ide yang berharga dan layak dikejar. Mereka harus
berpikir “ apakah ide baru , atau sedah jelas ? “
5.
Elaborasi. Langkah terakhir sering
meliputi rentan waktu terpanjang dan melibatkan pekerjaan yang paling sulit.
Langkah ini adalah yang diperkirakan oleh penemu amerika, Thomas Edison, yang
terkenal pada abad ke-20 saat ia mengatakan bahwa kreativitas 1 persen
inspirasi dan 99 persen keringat.
C. Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah melibatkan
penemuan sebuah cara yang sesuai untuk mencapai suatu tujuan. Beberapa usaha
dilakukan untuk menerapkan langkah-langkah yang dilalui individu dalam
menemukan pemecahan masalah yang efektif sebagai berikut;
1 . Temukan dan Susun
Masalahnya. Sebelum Anda dapat memecahkan suatu masalah, Anda harus mengenali
bahwa masalah tersebut ada.
2 . Kembangkan Strategi
Pemecahan Masalah yang Baik. Beberapa strategi yang baik adalah penetapan
subtujuan, menggunakan logaritma dan mengandalkan heuristis. Menentukan
subtujuan merupakan proses untuk menetapkan tujuan lanjutan yang lebih kecil
yang menetapkan murid dalam posisi yang lebih baik untuk mencapai tujuan atau
pemecahan akhir. Logaritma adalah strategi yang menjamin sebuah solusi terhadap
suatu masalah. Sedangkan heuritis adalah strategi atau aturan umum yang dapat
memberikan solusi pada suatu masalah tapi tidak menjamin keberhasilannya
3 . Mengevaluasi
Solusi-solusi. Kita berfikir bahwa kita telah memecahkan suatu maslah, kita
tidak tahu apakah solusi kita efektif atau tidak , kecuali kalau kita
mengavaluasinya
4 . Setiap Saat
Memikirkan Kembali serta Mendefinisikan Kembali Masalah dan Solusi. Secara
kontinu memikirkan dan mendefinisikan kembali masalah dan solusinya.Orang yang
ahli dalam pemecahan masalah akan termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya di
masa lalu dan memberikan kontribusi orisinil.
Beberapa hambatan umum dalam memecahkan
masalah adalah fiksasi dan kurangnya motivasi serta kegigihan dan kurangnya
kontrol emosi. Fiksasi merupakan penggunaan sebuah strategi terdahulu dan
kegagalan untuk memandang suatu masalah dari perspektif yang baru dan segar.
Termasuk di dalamnya mental set.
Kurangnya motifasi dan kegigihan. Hal
yang terpenting bagi para murid adalah untuk termotivasi secara internal, guna
menangani masalah dan gigih dalam menemukan suatu pemecahan. Kurangnya kontrol
emosi. Emosi dapat memfasilitasi atau membatasi suatu masalah. Individu yang
kompeten dalam memecahkan masalah biasanya tidak takut membuat kesalahan.
Satu cara untuk mempelajari
perubahan dari segi perkembangan dalam pemecahan masalah disebut dengan aturan
pendekatan penilaian yang berfokus pada peningkatan kemampuan anak untuk secara
aktiv menggunakan aturan-aturan dalam pemecahan masalah seiring bertambahnya
usia. Semakin bertambah usia sorang anak, maka pemikiran mereka dalam memcahkan
masalah akan semakin baik pula.
Ada dua metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam kelas
untuk melatih siswa dalam memecahkan masalah, yaitu pembelajaran berbasis
masalah dan pembelajaran berbasis proyek. Pembelajaran berbasis masalah
merupakan pembelajaran yang menekankan pemecahan masalah-masalah autentik
seperti yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan pembelajaran
berbasis proyek merupakan pembelajaran dimana murid-murid bekerja secara nyata
mengkaji masalah-masalah yang berarti dan menciptakan produk yang nyata.
Demikian resume untuk materi kali ini..
Semoga bermanfaat :)
Semoga bermanfaat :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar